Title : Love You as the Way You Are
Genre : Romance, Comedy
Part : 5
Air Time : Februari 2012
Main Cast
-
Kim So Eun
-
Kim Sang Bum
-
Kwon Yuri
-
Jang Geun Suk
Cast
-
Park Ji Yeon
-
Lee Hong Ki
-
Jessica
-
Hero Jaejoong
Sekolah
Shinwa merupakan salah satu sekolah swasta yang terkenal di Seoul. Banyak orang yang begitu mengincar sekolah
tersebut, namun yang bisa masuk sana hanya orang-orang elit kecuali kalau
mereka mendapatkan beasiswa. Kini seluruh siswa terlihat sedang dihebohkan
dengan pertandingan basket antara SMA Shinwa dengan SHSS. Mata mereka tidak terlepas
dari permainan cantik yang dibawakan oleh So Eun satu-satunya tim cewek yang
ikut berpartisipasi. Permainan terhenti dengan skor 24-18 yang dipimpin oleh
Shinwa.
“Selamat So Eun, kau sudah bekerja keras dan
membuahkan hasil yang maksimal. Aku sungguh berterimakasih terhadapmu,” ujar
Geun Suk ketua tim basket dengan senyum merekah.
“Ini suatu keberuntungan bagiku karena aku bisa ikut
bertanding. Ada hikmahnya juga Seung Ho sakit, jadi aku bisa ikut jadi pemain
inti,” mendengar ucapan yang dilontarkan tadi. So Eun jadi malu dan menjitak
jidatnya. Ucapannya itu tidak pantas untuk dilontarkan apalagi di depan sang
ketua. Geun Suk hanya tertawa memamerkan
gigi putihnya yang rata. Kemudian Ia berlalu begitu saja.
So Eun memang dari dulu terobsesi
sebagai pemain inti di tim basket. ia selalu berusaha keras agar ia dijadikan
pemain inti. Ketangguhannya tak bisa diragukkan lagi, banyak yang menyanjung
prestasinya di cabang olaharaga tersebut namun sayang ia tidak dijadikan pemain
inti karena ia adalah seorang cewek.
So Eun mengibas-ngibaskan bajunya
yang basah akibat keringat sehabis pertandingan. Sesekali Ia senyam senyum
sendiri merasa puas melihat kelincahannya dalam bertanding. Suasana sekolah
kembali terdengar rame oleh teriakan para cewek. “Entah apa yang mereka
teriakkan. Sungguh aneh,” gumam So Eun. Ia mengangkat tubuhnya hendak mengganti
pakaian olahraga yang ia kenakan dengan seragam sekolah. Sambil mengunyah
permen karetnya Ia berlari menuju ruang ganti. Langkahnya terhenti ketika
menabrak seorang laki-laki. So Eun berniat untuk memaki orang yang ditabraknya.
Niatnya terhentikan saat melihat sosok di depannya. Ia tak menyangka seorang
yang ia tabrak adalah pangeran tampan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. So
Eun hanya bengong tak percaya. Ia tersihir oleh ketampanan laki-laki itu.
“Kenapa kau bengong? Bukankah kau seharusnya minta
maaf karena telah menabrakku,” ujar lelaki yang ditabraknya.
So Eun hanya terdiam, tak bisa berkata apa-apa.
Posisinya tetap tegak sembari terpesona melihat laki-laki itu.
“Aku tahu kau pasti terpesona melihat ketampananku
kan?” ujarnya kembali dengan tersenyum. Laki-laki itu pun meninggalkan So Eun yang
masih bengong.
*****
So Eun kembali mengucek matanya perbuatan yang terus
ia lakukan berkali-kali. Masih tak percaya dengan pria tampan yang dilihatnya
tadi. Selama ini ia belum pernah merasakan hatinya deg-degan saat bertemu
seorang lelaki. Apakah perasaan itu yang disebut jatuh cinta. Seperti yang Ia
pernah baca di novel-novel.
“Aniyo” ujarnya
“Aku harus cepat-cepat membuang perasaan ini,”
lanjut So Eun kembali.
Membuat teman-teman kelasnya memandangnya. Jessica
yang mendengar ucapan So Eun langsung menjawab,
“Hahaha wanita perkasa ternyata punya perasaan juga
ya, wae kau sedang jatuh cinta ya. Halooo sadar dong, wanita perkasa kayak kau.
Mana ada cowok yang mau dekat sama kau, adanya mereka takut,” ujar Jessica
sinis.
“Kau ini…” sahut So Eun hendak mengepalkan tangannya
ke muka Jessica.
Aksinya terhenti saat Yuri datang ke kelasnya.
“Selamat pagi semuanya,” sapanya.
Senyumnya yang manis melengkapi parasnya yang begitu
cantik. Para siswa pun serentak menjawab
“Selamat pagi, Yuri seonsengnim”
“Yuri seonsengnim yang selalu cantik,” sahut Hong Ki
kembali membuat siswa lain protes
“Baiklah, untuk pagi yang cerah ini kalian akan ada
tambahan siswa pindahan dari Jepang. Semoga dengan adanya dia dapat mencerahkan
hari-hari kalian”
Suasana kelas pun jadi ribut. Mereka penasaran
dengan siswa tambahan yang dibilang Yuri apalagi dia pindahan dari Negara
Sakura. Sontak para siswa terkagum-kagum melihat ketampanan siswa baru itu.
“Annyeong haseyo, naneun Kim Sang Bum imnida,
teman-teman bisa memanggil saya Kim Bum,” sapa Kim Bum memperkenalkan dirinya.
Semua siswa terutama cewek serentak meneriakki Kim
Bum.
“Kim Bum silahkan duduk di sebelah sana,” pinta Yuri
sambil menunjuk bangku kosong.
So Eun kalang kabut saat menyadari bahwa bangku
kosong yang ditunjuk Yuri ternyata bersebelahan dengannya. Kim Bum akan menjadi
teman sebangkunya So Eun. Hal itulah yang membuat para cewek-cewek iri
terhadapnya.
“Hey Kim Bum…. hati-hati ya dengan teman di
sebelahmu, dia sangat perkasa. Sewaktu-waktu bisa mencengkrammu,” ledek Jessica
puas.
Kim Bum melangkah dan menduduki bangku di sebelah So
Eun. Bau parfum yang dikenakan Kim Bum menyejukkan hati So Eun. Lagi-lagi So
Eun bengong melihat ketampanan Kim Bum. tak sedikit pun ia memperhatikan Yuri
yang sedang menerangkan mata pelajaran bahasa inggris. Sedangkan Kim Bum malah
sibuk memperhatikan kecantikan Yuri.
“Ji Yeon, kau lihatlah tingkah So Eun. Pandangannya
tak melesat dari arah Kim Bum. Mulutnya yang lebar terus mengaga. Hahaha,” ujar
Hong Ki mengganggu konsentrasi Ji Yeon. Hong Ki kemudian mengupas permen dan
melemparkannya tepat di lobang mulut So Eun. Hong Ki terkejut melihat ekpresi
So Eun yang dengan santainya menelan permen tersebut. Dengan Posisi yang tetap
sama yaitu melihat wajah Kim Bum.
“Aishhh, dasar So Eun. Mentang-mentang Kim Bum
tampan, aku jahilin saja tak mempan. Lain kali aku akan melemparkan upilku
ini,” ucap Hong Ki sambil mengupil.
Ia melihat upilnya dan menunjukkannya pada Ji Yeon.
Ji Yeon yang melihatnya menjadi mual.
“Dasar jorok kamu,” ujar Ji Yeon mendorong Hong Ki
sampai Hong Ki terjatuh.
Semua mata tertuju pada mereka. Terkecuali kim Bum
dan So Eun. Pandangan Kim Bum tetap fokus pada wajah Yuri. Begitu pula dengan
So Eun, sorotan matanya tetap tertuju pada wajah Kim Bum. Mata pelajaran telah
selesai. Semua siswa berbuyun-buyun keluar kelas. Kim Bum membuka suara ketika
ia merasa dirinya diperhatiin sama So Eun semenjak 2 jam yang lalu.
“Hey kau, sampai kapan kau akan memperhatikanku
terus,” ketus Kim Bum.
“Apakah kau masih terpesona melihat ketampananku,” lanjutnya
dengan pedenya. So Eun yang merasa kesal dengan ucapan Kim Bum pun membantah.
“Aku bukan terpesona sama ketampananmu tapi prihatin
sama kamu soalnya ada cabe di gigimu,” dusta So Eun.
So Eun pun tersenyum dan segera keluar. Langkahnya
terhenti dan berucap “Oh ya namaku So Eun, salam kenal pangeran Jepang.”
So Eun pun berlari hendak menyusul kedua temannya,
Hong Ki dan Ji Yeon. Kim Bum merasa malu dengan perkataan So Eun yang
mengatakan adanya cabe di giginya.
“Pria setampan aku bisa-bisanya menyimpan cabe di
gigi,” batin Kim Bum.
Ia mengambil kaca memeriksa giginya. “Sial, wanita
itu bohong padaku,” batinnya lagi. Ia membayangkan tingkah laku So Eun yang
kocak sambil tersenyum.
“Gadis yang unik.”
*****
“Hey kalian berdua,” ujar So Eun menghampiri kedua
sahabatnya.
“waeyo, mana teman sebangkumu” balas Hong Ki.
“Guys, percaya tidak. Jantungku berdegup amat cepat,
urat nadiku berdenyut lebih kencang. Hatiku bercenat-cenut,” ujar So Eun sambil
merasakan denyut jantungnya.
“Maksudmu kau sedang jatuh cinta,” Tanya Ji Yeon
polos.
“Yahh seperti yang kalian lihat aku jatuh cinta pada
teman sebangkuku,” jawab So Eun senang.
Hong Ki dan Ji Yeon saling pandang dengan heran.
Belum pernah ia mendengar sahabatnya itu jatuh cinta dengan seorang namja.
Namun hati Ji Yeon mulai lega karena baru sekarang ini ia menyadari bahwa
sahabatnya terlihat normal.
“Untuk itu buat kalian berdua si bulu jagung
(sebutan untuk Hong Ki) dan kau Ji Yeon. Bantu aku mencari tahu semua seluk
beluk tentang Kim Bum Oke.”
*****
“Aku sudah menemukan apa yang kau minta,” ujar Ji
Yeon keesokan harinya.
Hong Ki mengeluarkan lembaran kertas yang dibawanya.
Ji Yeon kemudian membacakan isi kertas tersebut.
“Kim Bum adalah siswa pindahan dari Jepang.
Alasannya pindah karena disuruh ayahnya mengurus perusahaan GBK di Korea. Ia
satu-satunya penerus perusahaan GBK. Seperti yang sudah diketahui bahwa GBK
adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan memiliki prestasi sebagai
perusahaan terbaik ke 5 di Korea Selatan.”
So Eun tertegun mendengar penjelasan Ji Yeon. Tak
menyangka orang yang diincarnya adalah konglomerat.
“Lanjut”
“Oke, ini yang paling penting. Kriteria cewek Kim
Bum. Dia paling gak suka sama cewek kasar,” ungkap Ji yeon kembali.
“Kau bukannya kasar lagi tapi perkasa,” cibir Hong
Ki
So Eun hanya mengangkat bibir atasnya, sesal
mendengar perkataan Hong Ki.
“Kedua, dia gak suka sama cewek yang suka makan
permen karet. Menurutnya orang yang makan di sembarang tempat itu tidak sopan,”
Mendengar pernyataan itu So Eun meludah permen karet
yang dimakannya.
“Hal lain yang membuat ia tidak suka melihat orang
makan permen karet adalah setelah memakannya orang itu akan membuangnya di sembarang
tempat dan dapat mengotori sepatu mahalnya.”
So Eun dengan sigap memungut permen karet dan membuangnya di tempat sampah.
So Eun dengan sigap memungut permen karet dan membuangnya di tempat sampah.
“Benar-benar gadis penurut,” timpal Hong Ki
“Lanjut,” ujar Ji Yeon saat So Eun menghampirinya.
“Tipe ideal cewek Kim Bum adalah seorang cewek
dewasa, anggun, cantik, dan memiliki mata yang luar biasa indah,”
“Cihh ternyata berbanding 1800 denganku,
kalau dia memang mencari cewek cantik secara sempurna kenapa gak sekalian aja
pacaran sama Barbie,” bantah So Eun sebal.
“Heyy, kau tak liat betapa tampannya sosok Kim Bum.
Kalau nantinya ia bakal bersanding dengan wanita jelek sepertimu. Maka akan
seperti kisah handsome and the beast. Hahaha,” ledek Ji Yeon.
So Eun meraih tangan Ji Yeon dan menaruh di
punggunya.
“Auuu” teriak Ji Yeon kesakitan
“Ingat Kim Bum tidak suka terhadap cewek kasar,”
ucap Hong Ki ketakutan jika tangan Ji Yeon retak.
“Aishh” keluh So Eun melepas tangan Ji Yeon dengan
kasar.
“Ottoke, apa yang harus aku lakukan. Akankah aku
akan merubah diriku,”
“Go go go power ranger,” dukung Hong Ki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar