Pengenalan Bidara atau Sidr.
Adalah pohon cemara tropis asal Sudan. Tumbuh di Israel di semua lembah dan
dataran rendah, dan biasanya terbatas pada ketinggian rendah di bawah 500 m dpl
[1].Pohon dan bagian-bagiannya tampaknya telah digunakan dalam industri Firaun
(pertukangan), diet, dan dalam kedokteran. Buah kadang-kadang dibuat
menjadi roti. Petani Mesir membuat roti yang sama hingga akhir awal abad
ke-20 [2].bidara atau sidr yang telah disebutkan dalam
sumber-sumber klasik.
Para ahli botani
Yunani. Theophrastus (4-3 abad SM) menulis, “(Mesir) ‘Bidara lebih dari
semak seroja (mungkin Ziziphus teratai (L.) Lam.), Tetapi memiliki daun seperti
pohon dengan nama yang sama, tetapi buah yang berbeda, untuk itu tidak datar,
tapi bulat dan merah, dan dalam ukuran yang besar sebagai buah dari cedar
berduri atau sedikit lebih besar, tetapi memiliki batu yang tidak dimakan dengan
buah, seperti dalam kasus delima, tapi buahnya manis, dan, jika seseorang
menuangkan anggur di atasnya, mereka mengatakan bahwa itu membuat anggur
menjadi manis
Sinonim :
Strychnos lucida R.Br.Familia :
Loganiaceae.Uraian :
Tumbuhan semak, tinggi lebih kurang 2 meter. Berbatang kecil, berkayu keras, dan kuat. Bagian yang Digunakan Kayu dan biji.
Loganiaceae.Uraian :
Tumbuhan semak, tinggi lebih kurang 2 meter. Berbatang kecil, berkayu keras, dan kuat. Bagian yang Digunakan Kayu dan biji.
Nama Lokal :
NAMA
DAERAH: Bidara laut, Bidara pait,
Bidara putih, Kayu ular. Dara laut, Dara putih (Jawa); Bidara gunong (Madura); Aju
mapa, Bidara mapai (Bugis); Ai betek, Ai hedu, Hau feta (Roti); Maba putih,
Elu, Ai baku moruk (Timor). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Ligustrinae Lignum;
Kayu Bidara Laut. Ligustrinae Semen; Biji Bidara Laut.
Penyakit Medis Yang Dapat
Diobati : Sifat
Khas Pahit, mendinginkan, melancarkan peredaran darah, rnembersihkan darah, dan
beracun. Khasiat Anti inflamasi, analgesik, dan diaforetik. PENELITIAN
Supriadi, 1986. Jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS. Telah melakukan penelitian
pengaruh hipoglikemik rebusan kayu Bidara Laut terhadap kelinci. Dari hasil
penelitian tersebut, ternyata bahwa pemberian rebusan 5, 10, 15, dan 25% dengan
takaran 5 ml/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah masing-masing
16,49%; 20,23%; 36,04%; dan 43,96%. Pada pemberian tobultamid dengan takaran
250 mg/kg bb, menunjukkan penurunan kadar gula darah sebesar 44,72%.
E.Y. Sukandar, Ny. N.C. Soegiarso, dan I. Payayuani.
Farmakologi, Departernen Farmasi, ITB. Telah melakukan penelitian pengaruh
infus Bidara Laut terhadap efek antiradang pada tikus putih Wistar. Untuk
meradangkan tikus digunakan karagen. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata
infus Bidara Laut pada takaran tertentu mempunyai efek antiradang yang
bermakna. Peringatan Simplisia mengandung striknina dan brusina. Takaran
berlebih dapat menyebabkan kaku pada leher dan muka, napas pendek, dilatasi
pupil mata, dan kejang. Tidak boleh digunakan untuk waktu lama.
Alloh
aza wa jalla telah memuliakan beberapa tempat atas tempat-tempat lainnya,
sebagaimana Alloh azza wa jalla telah memuliakan Kota Mekkah dan Madinah lebih
mulia daripada tempat-tempat lain di muka bumi ini.
Alloh
azza wa jalla telah memuliakan sebagian individu atas individu-individu
yang lainnya, sebagaimana memuliakan sebagian nabi atas sebagian yang lainnya.
Dan
dijadikan untuk sebagian makhluk kemuliaan atas makhluk-makhluk lainnya.
Termasuk
apa yang diharamkan karena merupakan pohon adalah pohon bidara.
Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda:
:
قاطع السدر يُصوّب الله رأسه في النار
”Pemotong
pohon bidara Alloh akan menunjuk kepalanya di neraka.
HR
Al-Baihaki di dalam As-sunan Al-kubro, dan Syaikh al-Albani rohimahullohmenshohihkannya
dalam Shohihul Jami’
Pohon bidara terdapat dalam Al-Qur’an di banyak
tempat, di antaranya
- Dalam Surat An-Najm yang menceritakan kisah Mi’roj nya Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya dimana Jibril mempunyai 600 sayap.
Alloh azza
wa jalla berfirman:
(
أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى * وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى * عِندَ
سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى * عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى * إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ
مَا يَغْشَى * مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى * لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ
رَبِّهِ الْكُبْرَى )
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil
Muntaha . Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, . (Muhammad melihat
Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak
(pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda
(kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An-Najm : 13-15)
Imam
Al-Bukhori dan Muslim telah meriwayatkan dari hadits Anas rodhiyallohu
‘anhu dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam
kisah Isro’ dan Mi’roj, Beliau bersabda: ”kemudian Jibril membawaku sampai di
Sidrotul Muntaha, yang sedang diliputi sesuatu yang saya tidak mengetahuinya”.
Dia berkata: “kemudian memasuki surga dan melihat didalamnya kubah-kubah yang
terbuat dari mutiara dan tanahnya kasturi”.
Dalam
riwayat lainnya: “Diperlihatkan kepadaku Sidrotul Muntaha , buahnya seperti
tempayan besar, daunnya seperti telinga gajah, dan di pangkalnya ada 4 sungai:
dua sungai bathin, dua sungai dhohir, maka aku bertanya kepada Jibril, maka dia
menjawab: adapun dua sungai yang bathin di surga dan dua sungai yang dhohir
adalah sungai Nil dan sungai Eufrat.
- Dalam Surat Al-Waqi’ah tentang kelompok kanan dari penghuni surga berada di bawah pohon bidara yang tidak berduri.
Alloh
azza wa jalla berfirman:
(
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ * فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ *
وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ * وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ * وَمَاء مَّسْكُوبٍ * وَفَاكِهَةٍ
كَثِيرَةٍ )
“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.
Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang
bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas,dan air yang
tercurah, dan buah-buahan yang banyak,”QS. al-Waqi’ah (56) : 27-32
Dalam
tafsir disebutkan pohon bidara yang dimaksud adalah yang telah dihilangkan
durinya ataupun buahnya yang lebat, demikian pendapat Ibnu Abbas rodhiyallohu
‘anhuma.
Berkata
Ibnu Katsir rohimahulloh setelah menukil beberapa pendapat
(tentang pohon bidara dalam ayat tersebut): Dhohirnya yang dimaksud adalah
pohon bidara di dunia banyak durinya dan sedikit buahnya, adapun di akhirat
kebalikannya, tidak ada durinya dan buahnya banyak.
- Dalam Surat Saba ketika mengabarkan tentang kisah Negeri Saba
Alloh subhanahu
wa ta’alla berfirman:
(
فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُم
بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَى أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِّن
سِدْرٍ قَلِيلٍ )
Tetapi
mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami
ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang
berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Bidara (QS. Saba :16)
Mengobati
Gangguan Sihir
Daun bidara tidak hanya dimanfaatkan untuk
memandikan jenazah, orang yang baru masuk Islam atau mandi haidh, tapi juga
memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di antaranya,
diare, kencing manis dan malaria.
Selain
itu daun bidara sangat efektif untuk membantu proses penyembuhan penyakit
karena gangguan jin. Ulama Wahab bin Munabih menyarankan untuk menggunakan
tujuh lembar bidara yang dihaluskan. Kemudian dilarutkan dalam air dan
dibacakan ayat Kursi, surat al-Kafirun, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas. (Boleh
juga dibacakan ayat-ayat al-Qur’an lainnya) Lalu dipergunakan untuk mandi atau
diminum. (lihat Mushannaf Ma’mar bin Rasyid 11/13)
Kaidah penggunaan daun bidara adalah :
a.
Ambil daun bidara pada bilangan ganjil, paling sedikit 7 lembar daun, taruh di
penggilingan/cobek dan tumbuklah hingga halus (dicampur sedikir air)
b.
Setelah halus, campurkan dalam segelas air untuk diminum
c.
Atau dicampur dan diaduk dalam seember air untuk buat mandi
Jangan
lupa sebelum dibuat mandi atau diminun bacakan dulu ayat-ayat ruqyah. Jika
dibuat untuk mandi lebih afdhol air daun bidara ditaruh di bateup dan pasien
berendam selama 10 menit atau jika tidak ada pada bilasan pertama gunakan air
daun bidara lalu gosok-gosok ketubuh dan diamkan selama 5 menitan lalu biilasan
kedua gunakan air biasa dan sabun mandi.
Berikut ini beberapa
khasiat atau manfaat daun bidara:
Bila kita menyimak apa yang terdapat di dalam Al-Quran Surat
Al-waqi’ah ayat 28 yang berbunyi “Berada
di antara pohon bidara yang tak berduri,”, seakan – akan ayat
tersebut ingin menunjukan bahwa pohon bidara yang ada di bumi kita ini semua
berduri.
Hal ini dapat kita lihat pada gambar bibit pohon bidara yang masih kecilpun sudah menumbuhkan durinya, seakan – akan ingin menunjukan jati dirinya sebagai pohon yang telah disebutkan dalam ayat tersebut. silahkan perhatikan duri yang sudah tumbuh pada bibit pohon bidara yang masih berumur tiga minggu.
Hal ini dapat kita lihat pada gambar bibit pohon bidara yang masih kecilpun sudah menumbuhkan durinya, seakan – akan ingin menunjukan jati dirinya sebagai pohon yang telah disebutkan dalam ayat tersebut. silahkan perhatikan duri yang sudah tumbuh pada bibit pohon bidara yang masih berumur tiga minggu.
1.Daun Bidara Dan Memandikan Jenazah
Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallohu ‘Anha berkata, “Nabi Shollallohu
Alaihi Wa sallam pernah menemui kami sedangkan kami kala itu tengah memandikan
puterinya (Zainab), lalu Beliau bersabda: ‘Mandikanlah dia tiga, lima, (atau
tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu, maka pergunakan air
dan daun bidara. (Ummu ‘Athiyyah berkata, ‘Dengan ganjil?’ Beliau bersabda,
‘Ya.’) dan buatlah di akhir mandinya itu tumbuhan kafur atau sedikit darinya.”
(H.R. al Bukhori 3/99-104, Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi 2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85, 4076-4078, Syaikh al Albani – Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah hal 130-131).
(H.R. al Bukhori 3/99-104, Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi 2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85, 4076-4078, Syaikh al Albani – Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah hal 130-131).
2.Daun Bidara dan Wanita Haidh
‘Aisyah secara marfu’, “Salah seorang di antara kalian
(wanita haidh) mengambil air yang dicampur dengan daun bidara lalu dia bersuci
dan memperbaiki bersucinya. Kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya
seraya menggosoknya dengan gosokan yang kuat sampai air masuk ke akar-akar
rambutnya, kemudian dia menyiram seluruh tubuhnya dengan air. Kemudian dia
mengambil secarik kain yang telah dibaluri dengan minyak misk lalu dia
berbersih darinya.” ‘Aisyah berkata, “Dia mengoleskannya ke bekas-bekas darah.”
(H.R. Muslim no. 332 dari ‘Aisyah)
3.Daun Bidara Dan Ruqyah
Ulama Wahab bin Munabih menyarankan untuk menggunakan tujuh lembar bidara yang
dihaluskan. Kemudian dilarutkan dalam air dan dibacakan ayat Kursi, surat al
Kafirun, al Ikhlash, al Falaq dan an Naas. (Boleh juga dibacakan ayat-ayat
al-Qur’an lainnya) Lalu dipergunakan untuk mandi atau diminum. (lihat Mushannaf
Ma’mar bin Rasyid 11/13).
Menumbuk tujuh helai daun pohon Sidr (daaun bidara) hijau di antara dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan di dalamnya ayat-ayat al Qur-an.
Menumbuk tujuh helai daun pohon Sidr (daaun bidara) hijau di antara dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan di dalamnya ayat-ayat al Qur-an.
Setelah membacakan ayat-ayat tersebut pada air yang sudah
disiapkan tersebut, hendaklah dia meminumnya sebanyak tiga kali, dan kemudian
mandi dengan menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah
penyakit (sihir) akan hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua kali
atau lebih, sehingga penyakit (sihir) itu benar-benar sirna. Hal itu sudah
banyak dipraktekkan, dan dengan izin_Nya,Allah memberikan manfaat padanya.
Pengobatan tersebut juga sangat baik bagi suami yang tidak bisa
berhubungan badan karena terkena sihir.
4.Daun Bidara Untuk Makanan
atau Minuman
Buah bidara dari kultivar unggul dapat dimakan dalam keadaan
segar, atau diperas menjadi minuman penyegar, juga dikeringawetkan, atau dibuat
manisan. Di Asia Tenggara, buah yang belum matang dimakan bergaram. Pernah
dilaporkan bahwa buah bidara juga direbus dan menghasilkan sirop.
Di Indonesia, daun mudanya diolah sebagai
sayuran; daun-daunnya dapat pula dijadikan pakan. Di India, pohon bidara merupakan salah satu dari beberapa jenis
tanaman yang digunakan untuk pemeliharaan serangga lak; ranting-ranting yang
terbungkus oleh sekresi serangga itu dipungut untuk diproses menjadi sirlak.
Kulit kayu dan buahnya menghasilkan bahan pewarna. Kayunya berwarna kemerahan,
bertekstur halus, keras, dan tahan lama, dan digunakan sebagai kayu bubut, alat
rumah tangga, dan alat-alat lain. Buah, biji, daun, kulit kayu, dan akarnya
berkhasiat obat, terutama untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal untuk
luka. Di Jawa, misalnya, kulit kayunya digunakan untuk menyembuhkan gangguan
pencernaan, sedangkan di Malaysia bubur kulit kayunya dapat dimanfaatkan untuk
obat sakit perut.
5.Daun Bidara atau daun bidara cina
Bidara
acap dipertukarkan identitasnya dengan bidara cina (Ziziphus zizyphus; sinonim Z.
jujuba Miller, Z. vulgaris Lamk.).Sebutan yang
sekarang ini sering kita dengar dengan panggilan Daun Bidara cina adalah karena
Bidara yang terakhir ini dibudidayakan di Cina bagian utara.Dan di Indonesia
orang menyebut daun bidara dengan sebutan bidara cina karena juga dalam sebuah
sumber ada suatu daerah yang disitu banyak tinggal orang keturunan cina dan
menanam daun bidara.Daerah tersebut pun kini dinamakan daerah Bidaracina.
Manfaat daun bidara
untuk perawatan kulit dan jerawat
Semua orang tahu bahwa banyak manfaat daun bidara termasuk manfaat
untuk membersihkan kulit dari kotoran dan menjaga kulit dari kerusakan. Terutama bagi
mereka yang mengeluhkan jerawat, dan mereka yang memiliki kulit berminyak,
karena mereka yang paling rentan terhadap masalah jerawat, sehingga dapat
merusak kulit.
Cara penggunaan:
Ambil beberapa daun bidara ( sidr ) lalu ditumbuk halus lalu masukan kedalam cangkir atau mangkuk, lalu tambahkan sedikit air sehingga campuran agak sedikit kental dan kemudian oleskan pada kulit wajah sebagai masker, dan biarkan beberapa saat hingga mengering seluruhnya.
lalu cuci dengan air bersih saja, tanpa perlu menggunakan sabun, Anda akan langsung melihat perbedaan dalam kehalusan kulit. Daun pohon bidara ( sidr ) juga dapat digunakan untuk peremajaan kulit tubuh. Untuk memberikan hasil yang signifikan sehingga terlihat perbedaan yang sangat besar pada kulit, Anda harus melakukan hal tersebut selama 2 bulan.