Rabu, 26 Desember 2012

Resensi Film Shelter


Judul                           : Shelter (Ada dan Waktu) 2011
Produser                     : Suryo Adhi Wiyogo
Penulis & Sutradara   : Ismail Basbeth
Penata Kamera           : Budi Arifianto
Rumah Produksi         : Hide Project Indonesia

Cintai kekasihmu, selagi masih ada waktu.



Mengisahkan rutinitas Nanda yang dibidik dengan rasa kebosanan. Setiap harinya dia bekerja sebagai penjaga toko kemudian menunggu sang kekasihnya, Krisna menjemputnya di pemberhentian bis. Aktifitas itu dilakukan oleh Nanda tanpa adanya siklus perubahan sedikit pun.
Akan tetapi hari ini berbeda dengan hari sebelumnya karena Krisna tidak lagi menjemputnya di pemberhentian bis namun ikut menemani Nanda di dalam bis ketika jalan menuju pulang. Nanda duduk di samping kiri pintu belakang bis. Di samping kirinya tergeletak sebuah tas berwarna kuning kecokelatan. Baju yang dikenakan Nanda pada saat itu berwarna putih kekuning-kuningan dengan bawahan rok abu-abu gelap. Nanda Nampak lelah dengan aktifitasnya.
Sementara itu Krisna merebahkan kepalanya ke pangkuan Nanda. Kepalanya menghadap lurus ke arah depan bis yang sedang berjalan. Pada saat itu Krisna menggunakan jaket berwarna merah menyala, dengan kaos abu-abu di dalamnya. Bagian bawahnya dibalut oleh celana jeans lapuk berwarna biru. Keduanya hanya ditemani oleh keheningan.
Beberapa saat kemudian Krisna yang terebah di pangkuan Nanda menggerakkan jemarinya di lutut Nanda. Dengan perlahan Krisna menggerakkan tangannya menyentuh lembut tubuh Nanda, terus bergerak perlahan menuju wajahnya lalu membelai rambut Nanda. Nanda tidak menyadari perlakuan Krisna karena sedang tertidur. Tiba-tiba bis berhenti. Disebabkan goncangan bis, membuat Nanda perlahan terjaga dari setengah tidurnya. Sadar akan perlakuan Krisna, Nanda tak bereaksi apa-apa. Ekspresinya datar dan terus menghadap ke kaca depan bis.
Krisna kembali mendekatkan kepalanya ke tubuh Nanda. Untuk membauinya kembali,  sementara tangannya juga bergerak mencoba menyentuh tubuh Nanda, sama seperti sebelumnya. Nanda tidak bereaksi apa-apa. Pandangan tetap kosong ke depan. Di dalam bis hanya tinggal mereka berdua. Krisna semakin bergairah merebahkan kepalanya di pangkuan Nanda, layaknya anak kecil yang kelelahan bermain seharian dan kembali tertidur di pangkuan sang bunda. Namun nampaknya Nanda seperti tak melihat dan merasakan kehadiran Krisna.
Tiba-tiba Nanda bergerak menggambil tasnya, menjinjing helm yang dibawanya dengan menggunakan tangan yang sama untuk menggenggam tali tasnya dan berdiri, sementara tangan kanannya langsung berpegangan pada tiang di pinggir pintu belakang bis, tubuh dan kepalanya menghadap ke pintu bis, menunggu bis berhenti. Sepertinya tempat tujuan Nanda sudah dekat. Krisna terkesiap dengan gerakan Nanda yang tiba-tiba, tangan Krisna bergerak ingin menggapai Nanda kembali duduk namun ia mengurungkan niatnya.
Nanda turun dari dalam bis, Nanda memandang ke arah depannya, memandang tiga orang yang sedang mengerumuni satu tubuh yang tergeletak beberapa meter dari tempatnya berdiri. Telah terjadi kecelakaan. Beberapa meter di sebelah kiri Nanda, tergeletak motor yang dikenalinya rusak tertabrak, motor Crystal milik Krisna pacarnya, yang selalu menjemput Nanda di jam dan tempat yang sama setiap harinya. Tatapan Nanda kosong, menatap tak percaya akan pemandangan di depannya. Krisna tergeletak tak bergerak di pinggir jalan, dengan lima orang yang berdiri mengerumuni Krisna yang pada saat itu menggunakan jaket berwarna merah menyala, dengan kaos abu-abu di dalamnya. Bagian bawah tubuhnya dibalut oleh celana jeans usang berwarna biru.
Film eksperimental yang berdurasi 15 menit ini mencoba membuat open ending. Artinya ending yang diciptakan akan ditafsirkan berbeda-beda oleh penonton. Tafsiran itu semuanya akan dikembalikan kepada penonton. Bahkan ending-nya pun menjadi tanda tanya bagi para kru. Itulah yang membuat unik film tersebut, setiap orang bisa menafsirkan ending yang berbeda-beda. Sebab tidak ada yang tahu kebenaran ending-nya seperti apa bahkan sang penulis pun belum tentu tahu.
Keunikan film ini juga lah yang membawa komunitas film Hide Project diberikan penghargaan sebagai finalis dari berbagai Negara seperti Rusia, Italua, Belanda, Korea Selatan, dan Rumania. Film hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini patut diancungi jempol oleh kancah internasional.


Screenings & Festival Shelter Movie

In Competition - Bucharest International Experimental Film Festival, Romania - Nov 2012
In Competition - Vladivostok International Film Festival, Rusia - Sep 2012
Official Selection - Lago International Film Festival, Italy - July 2012
Official Selection - Festival Film Solo, Indonesia - May 2012
Official Selection - Rotterdam International Film Festival, The Netherland - Jan 2012
S-Express - Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Indonesia - Dec 2011
EoS Short Film Competition, Indonesia - Nov 2011
Asian Short Competition - Busan International Film Festival, Oct 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar