Sabtu, 09 Juni 2012

Run Devil T-ara



Title                 : Run Devil T-ara
Genre              : Comedy, Friendship
Type                : One Shoot
Air Time          : Mei 2012

Cast     : Park Ji Yeon
              Hyomin
              Boram
              Hwayoung
              Q-ri
              Eunjung
              Sooyeon
Ext      : Choi Kyuhyun

Jiyeon terlihat asyik gonta ganti channel saluran tv. Semua channel seakan serempak menayangkan adegan sepasang remaja yang sedang menjalin hubungan cinta. Jiyeon hanya menggumam dalam hati, menyesali nasib dirinya yang sampai saat ini masih menyandang  prestasi sebagai jomblowers terlama. Sekarang ia bisa bernafas lega dan sedikit demi sedikit predikat yang menancap didirinya mulai terkikis karena semua member yang ada di Dorm T-ara memiliki predikat sama-sama jomblo. Kecuali Boram yang ehemm ehemm baru jadian dengan evil smile Kyuhyun.
“Kyaaa semua adegannya menyebalkan,” ujar Jiyeon seraya membanting remot tv.
“Jadi pengen punya pacar,” gerutu Q-ri yang sedang menikmati masa kejombloannya 1 bulan ini.
“Malam minggu yang menyedihkan,” sahut Hwayoung namun tetap dalam posisi tersenyum memperlihatkan gigi putihnya yang merata.
“Hahaha orang-orang yang lagi haus cinta. Menyedihkan sekali,” tawa Boram melihat nasib teman-temannya. Dia baru pulang setelah malming dengan si evil smile. 3 bulan terakhir ini mereka melakukan blind date.
“Iyaa deh yang habis kencan, terus aja nempel biar ngalahin lem alteko,” ketus Q-ri.
Boram makananku sudah datang, asyik,” ujar Sooyeon menghampiri Boram sambil menggaruk-garuk rambutnya yang sebenarnya tidak gatal. Membuat rambut ikalnya menyebar ke penjuru wajahnya. Seluruh member T-ara telah sepakat menyebut Sooyeon sebagai antena makanan. Hasil riset mengatakan bahwa di mana ada makanan di situ ada Sooyeon.
“Ya! Ya! Ya! Antena makanan bisa gak kau tidak menggaruk kepalamu. Emang ada berapa kilo kutu yang menari-nari di kepalamu. Dan satu lagi gara-gara kau garuk kepala, membuat seluruh mukamu tertutupi oleh rambutmu. Apa kau tak sadar dengan ulahmu yang menyerupai kuntilanak,” ungkap Jiyeon panjang lebar.
Alis sebelah kiri Sooyeon terangkat. “This is my own way,” tak memperdulikan ucapan Jiyeon.
“Kata-kata pamungkas Sooyeon keluar,” saut Hyomin datang.
Boram. . . buku pesananku sudah ada?” memeriksa barang bawaan Boram.
Hyomin kita tu jaraknya cuma beberapa meter tapi kenapa kamu selalu berbicara seakan-akan kita jaraknya 2 kilo,” timpal Hwayoung melihat kedatangannya Hyomin.
“Oh ya ini dia,” ujar Boram seraya menyerahkan buku pesanan Hyomin.
“Oh ya mana pesananku, seperti biasa Kimchi-nya Menyeongdong Gyeoja,” ujar Sooyeon saat menyadari pesanannya.
Kimchi lagi, Kimchi lagi,” timpal Q-ri heran melihat Sooyeon yang setia setiap saat membeli makanan di rumah makan Myeongdong Gyeoja.
“Soalnya kalau di tempat lain itu tidak ada yang bermonokotil,”
“Aishhh antena makanan memang banyak vocab, oh ya Boram eonnie mana pesananku. Majalah Jang Geun Suk terbaru,” tanya jiyeon menyikut lengan Boram.
“Selalu aja beli tai kucing busuk itu,” Jiyeon hanya tersenyum pekat mendengar ejekan pedas Q-ri.
Boram chingu, kau tak lupa pesananku kan?”
“Oh ya, nih lulur beserta maskernya,” menyodorkan kedua benda itu ke tangan Q-ri.
“Hey kalian semua titip ke Boram eonnie?” heran Hwayong. Jiyeon, Q-ri, Soyeon, Hyomin mengangguk polos. “Kalian tega, ini benar-benar keterlaluan. Tau gitu kan aku juga nitip lamyeon,” manyun Hwayoung.
Melipat kedua tangan di atas perutnya. Kini giliran Boram, yang protes. Ia berniat untuk menjitak jidat Hwayoung namun tubuh Hwayoung yang kelewat jangkung membuat Ia tak bisa menggapainya.
“Dasar pendek,” ejek Jiyeon.
“Liat ada Eunjung baru datang,” koor Hwayoung mengundang beberapa pasang mata mengarah pada Eunjung yang sedang memasuki kamarnya.
“Hey kayaknya ada sesuatu yang kita lupakan,” ujar Hyomin mengagetkan teman-temannya. Hyomin sudah kubilang volume suaramu itu dikecilkan, sedikittt saja, gendang telingaku lama-lama pecah kalau deket kamu terus,” nasehat Hwayoung.
“Hahh iya besok kan ulang tahun Eunjung,” terka Sooyeon.
“Hahh iya iya,” serempak keluar dari mulut mereka.
“Lalu bagaimana kita memberikan dia surprise?” tanya Q-ri.
Mola.. otakku lagi beku,” sahut Jiyeon.
“Aku punya ide,” kata-kata itu keluar dari mulut Hyomin.
Sontak membuat teman-temannya penasaran.
“Ultah Eunjung kan bulan April, maka. . .” Hyomin menggantungkan kalimatnya.
“. . . . .” Hyomin terdiam sejenak.
“Maka apa,” tanya Boram tak sabaran.
“Maka. . .” Wajah Hyomin terlihat bingung.
“Maka apa?” yang lain masih menunggu jawaban Hyomin.
“Maka, sekarang enaknya tidur?”
Jiahhh spontan seluruh teman-temannya tak kuat menopang tubuhnya.
“Kukira kau cerdas Min, bukannya kau selalu berkutat dengan buku-bukumu, masa satu ide pun tak terlintas di benakmu” heran Jiyeon.
Hyomin memperbaiki kaca mata tebalnya.
“Ahh aku tahu,” seru Hyomin.
“Apa??
semuanya mendekat ke arah Hyomin. Hyomin membisikkan mereka tentang ide gilanya. Setelah asyik berbisik kemudian Hyomin berkata, Eunjung you better run run run because DEVIL is coming,” teriak Hyomin.
Plok plok plok. Suara tepuk tangan untuk Hyomin.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencuri ID Card Eunjung. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan bonus dari bungeoppang. Alasannya, kalau ada yang berulang tahun pada hari itu juga, maka beli satu, bonus satu dengan menyerahkan bukti pengenal. Itulah tradisi yang dilakukan oleh Dorm T-ara. Setiap kali ada yang berulang tahun. Mereka akan mencuri tanda pengenal dan setelahnya memberikan 2 kotak bungeoppang sebagai kue ulang tahunnya. Apa salahnya memanfaatkan peluang emas. “Boram mumpung motornya Kyuhyun ada, kamu aja ya yang beli bungeoppang-nya,” pinta Eunjung. “Siap, selama namja chingu berada di sampingku akan kulakukan,” semangat menyala membayangkan dirinya bisa bemesraan dengan Kyuhyun.
“Welehh pikirannya sudah macam-macam, maksud kami gini. Kamu pinjam motornya si evil smile terus kamu  perginya bareng aku,” ucapan Jiyeon mengubah raut muka Boram yang awalnya semangat menjadi kecut. Boram menunduk sembari bekata, “Baiklah”
“Oya besok sekalian ya Boram, nyuri ID Card  Eunjung,” timpal Sooyeon.
*****
            Boram mengintip-ngintip dari luar jendela Eunjung, setelah melihat Eunjung mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Boram segera menyusup kamar Eunjung secara diam-diam. Dicarinya tempat penyimpanan ID Card Eunjung. Di kasur tidak ada, di laci tidak ada juga, dengan bacaan do’a berkali-kali, Boram memberanikan dirinya mengambil dompet dari tas Eunjung. Dengan sigap Boram kemudian mengambil ID Card Eunjung. Tanpa pikir panjang Boram segera berlari dan
Brukkkk .
Boram terpeleset. Membuat Eunjung keluar dari kamar mandinya. Ia keluar dengan mata perih akibat busa samphoo yang masih menempel di matanya.
Boram, apa yang kamu lakukan,” kaget Eunjung.
“Hehee, aku cuma mau numpang online lewat PC-mu,” jawab Boram asal.
Boram melirik ID Card yang masih tergeletak di lantai karena takut Eunjung akan curiga. Ia segera berpindah posisi dan menduduki ID Card Eunjung. Boram tak bisa mengontrol rasa kegugupannya mengakibatkan Ia kentut berulang kali.*Jiahhh ID Card dikentutin Boram* “Lain kali hati-hati soalnya lantainya, baru habis dipel. Ya sudah aku lanjutin mandiku ya,” Eunjung kembali menuju kamar mandi. Boram bisa bernafas lega, Ia kemudian keluar dari kamar Eunjung dengan langkah yang amat teramat pelan.
*****
Jiyeon si ratu pemanjat dengan cekatan memanjat jendela Eunjung.
Jiyeon ingat harga saos mahal, jangan tabur terlalu banyak,” peringat Sooyeon.
Ia tak rela sausnya dijadikan sebagai bahan mainan. Namun Ia menyerah karena takut badannya akan terkena pukulan dari tangan perkasanya Jiyeon.
“Berisik, terima jadi aja,” sergah Jiyeon Enteng.
Jiyeon menaburi saus ke lantai Eunjung dengan mengukir kata
“We Love Eunjung”.
Ukiran itu pun berhasil menjamah seluruh lantai kamar Eunjung. Aksi kedua adalah menaruh tikus buatan di sela-sela pintu masuk kamar Eunjung. Dengan posisi ekor terlentang di bagian luar pintu. Jiyeon, Hyomin, Hwayoung, Q-ri, Sooyeon, berkumpul di kamar Jiyeon & Hyomin sembari menunggu Eunjung pulang dari Dorm. Dengan badan yang cukup membuat pegal, akhirnya Eunjung pulang.
“Hey Eunjung eonnie baru pulang,” sapa Hwayoung sekedar basa-basi.
“Hehee iya, annyeong haseyo” jawab Eunjung kemudian memasuki kamarnya.
Dengan sigap mereka sudah memasang kapas di masing-masing kupingnya. Mereka tahu bahwa suara teriakan Eunjung bisa menghantam seluruh penghuni asrama.
 AAAAAA…………..
Teriakan itu tak mempan di telinga mereka karena telah tertutupi kapas.
Jeglekkkkk.
Eunjung memberanikan dirinya membuka pintu kamar.
AAAAAA…………..
Dia teriak kembali dan meloncat ke kasur empuknya. Ia perhatikan tikus di depannya tak bereaksi sama sekali. Eunjung menelan ludahnya yang terasa pahit saat menyadari bahwa benda itu adalah tikus bohongan. Eunjung menoleh ke lantai kamarnya.
AAAAAA………….
“Apa yang kalian lakukan?” emosi Eunjung terpancing.
“April Mop,” koor Jiyeon diikuti oleh teman-temannya.
Eunjung, Saranghe,” ujar mereka serentak kemudian mereka bikin sign love di atas kepala pake dua tangan.
Wajah Eunjung merah merona melihat kejahilan temannya, raut mukanya terlihat kecewa. “Huhh kukira mereka mau memberikan surprise buat ulang tahunku. Mereka jahat sekali. Atau apa aku yang kepedean?” omel Eunjung dalam hati.
Tak tahan melihat raut muka Eunjung, Jiyeon dkk memutuskan untuk kembali ke pengungsian semula.
“Apa kita mau rayain sekarang,” tanya Q-ri ragu.
“Yaiyalah, kalau kemaleman mataku gak bisa melek,” timpal Hyomin.
“Huhhh dasar ratu bantal,” sahut Hwayoung.
“Iyaa aku juga gak bisa kalau lama-lama, perutku tak bisa kompromi ni. Kalau gak cepet-cepet lahap tu kue,” ujar Sooyeon memegang perutnya yang selalu kroncongan.
“Dasar antena makanan, disitu ada makanan disitu ada Sooyeon, hahaha,” ejek Jiyeon.
Ya udahlah sekarang aja, dari pada nunggu-nunggu kelamaan,” timpal Q-ri.
“Oke kalau begitu,” Boram mengeluarkan dua kotak bungeoppang dari plastiknya.
Terdengar suara langkah kaki mendekati kamar tempat mereka berkumpul. Jiaaaaaa baru kali ini mereka ketakutan melihat sosok Eunjung di ambang pintu. Boram kembali meraih kotak bungeoppang dan menyembunyikannya di belakang. Hwayoung melihat adengan yang dilakukan Boram. Kini bungeoppang itu tepat di belakang pantat Boram. Hwayoung tahu tentang sifat asli Boram yang suka kentut. Jika ia kentut pada saat membelakangi bungeoppang tentunya akan membuat aroma kentut itu menjamah seluruh bungeoppang. Kemudian bungeoppang itu akan masuk ke rongganya dan otomatis semua orang akan memakan aroma kentut Boram.
Oh andwe..,” gumam Hwayoung.
Jiyeon pinjam hardisk-mu,” pinta Eunjung.
“Tu ambil aja di atas meja,” menunjuk ke arah meja.
Eunjung merasa kehadirannya tak diinginkan, makanya ia memutuskan untuk cepat-cepat keluar dari ruangan itu. Tunggu dulu. . . sepertinya Eunjung mencium aroma makanan yang mampu mencumbu kedua lubang hidungnya.
“Apakah mungkin mereka tak mau membagikan makanan itu kepadaku,” batin Eunjung kesal. gomawo,” kata Eunjung.
Jiyeon hanya mengangguk pelan. Eunjung keluar dari ruangan itu disambut dengan nafas lega dari teman-temannya.
“Hampir saja misi kita gagal,” sergah Sooyeon.
“Ya! Ya! Ya! Cepat keluarkan bungeoppang-nya.
Boram kembali membuka kedua kotak tersebut, ditancapnya lilin merah dengan angka 23. “Heyy koreknya tidak ada, ada yang punya korek ngga?” tanya Boram kepada teman-temannya.
Mereka hanya menggeleng. “Apa pinjem Eunjung aja yah,” seru Jiyeon tiba-tiba.
“Heyy ide gila,” timpal Hyomin.
“Dari pada gak ada, yawdah Jiyeon kamu aja ya, yang pinjem koreknya Eunjung
“Baiklah,” dengan beberapa dekapan mata Jiyeon telah meraih gagang pintu kamar Eunjung. Jiahhh Jiyeon terpengkal-pingkal melihat tingkah laku Eunjung. Bukannya marah ditaruhin saus di lantainya, malah poto-poto dengan ukiran kata yang telah Jiyeon buat. Eunjung asyik berpose dengan mengembungkan kedua pipinya kemudian membentuk tanda V dengan kedua jarinya.
“Benar-benar manusia aneh,” pekik Jiyeon dalam hati.
Eunjung, pinjem korek dong,”
“Oh ya ambil aja di dapur,” jawab Eunjung.
Setelah mengambil korek dari dapur.
Gomawo eonnie,” ujar Jiyeon kemudian melesat keluar kamar Eunjung.
“Nih koreknya,” seraya menunjukkan benda yang dicari.
Setelah lilinnya nyala tinggal pisau yang belum ada. Tak ada satu pun mahluk yang mempunyai pisau.
“Kurasa piasuku di pinjam Eunjung, biasakan kalau Eunjung minjem jarang dibalikin,” seru Hyomin.
“Oke kalau gitu aku akan mengambilnya,” ujar Jiyeon bergegas ke kamar Eunjung.
“Eunjung, pinjem pisau dong,” pinta Jiyeon.
“Hahh emang kamu mau bunuh siapa?” tanya Eunjung polos.
“Emang enak saja, kebanyakan nonton film sihh. Gak aku cuma mau potong ku. . .” Jiyeon membekam mulutnya *oOpss hampir saja ketahuan*
“Cuma mau potong cabe Eon,” melanjutkan kalimatnya.
Ia segera meraih pisau yang terletak di atas meja.
Jeongmal gomawo,” ujar Jiyeon dengan membungkukkan badan 300.
“Mantap,” seru Hyomin saat melihat persiapannya sudah komplit.
“Trus nyerahinnya kayak gimana, masak mau asal nyodor kuenya,” tanya Q-ri.
“Biasanya kalau bikin surprise party di saat sang korban sedang tertidur,” timpal Sooyeon. “Haha I got your point,” ujar Jiyeon seakan tahu pemecahan masalahnya.
Ia kemudian melesat menuju kamar Eunjung.
“Ada apa lagi sih,” tanya Eunjung heran.
Dengan volume yang agak ditinggikan Jiyeon berkata, “Eunjung kamu pura-pura tidur ya, aku akan mematikan lampu kamarmu,” dengah wajah saaangat innocent.
Hwayoung, Boram, dan lainnya hanya bisa menggaruk-garuk kepala. Mereka kira Jiyeon memiliki ide yang lebih kreatif, ternyata hanya menghancurkan. Eunjung yang mencerna ucapan Jiyeon, tersenyum puas saat menyadari sesuatu. Ia kemudian mengangguk. Dengan dipimpin oleh pasukan Hwayoung mereka masuk ke kamar Eunjung dengan membawa dua kotak bungeoppang
“Aku sudah tidur,” teriak Eunjung dari balik kamarnya.
Seakan tahu apa yang sudah dipikirkan.
Pletakkk.
Jiyeon hanya tersenyum simpul menerima jitakan dari Hyomin. Dengan serentak, tanpa ragu, tetap maju, tak gentar, mereka meneriakkan lagu.
Sangeil chukahamnida Eunjung 3x,”
Dengan lampu yang kembali menyala. Mereka pun terlihat asyik memakan bungeoppang itu. Wajah Eunjung terlihat puas menerima kejutan dari teman-temannya. Dia terus tersenyum membuat matanya tak kelihatan. Q-ri menyerahkan kotak kecil dibalut dengan kertas berwarna ungu.
Eunjung ini hadiah untukmu special dari T-ara,” ujar Q-ri menyerahkan benda itu. Gamsahamnida,” senyum kembali terukir dari wajah Eunjung.
Dan kali ini senyumnya tambah lebar.
“Tahu gak Eunjung, gara-gara ngumpulin duit buat beli kado ini. Aku jadinya hanya membeli majalah Jang Geun Suk. Padahal rencananya juga mau beli majalah Shinee, SNSD……” kalimat Jiyeon terputus diakibatkan karena Hwayoung menyumpal mulutnya dengan beberapa potongan bungeoppang.
“Kalau menyebut hal itu. Takutnya nanti terkesan gak ikhlas,” nasehat Hwayoung.
Boram melirik Hyomin yang kembali berkutat dengan bacaannya.
“Hey, dalam situasi seperti ini. Kamu masih sempat-sempatnya baca buku,” protes Boram. Bukkkkk.
Hyomin menjatuhkan bukunya tepat di kepala Boram.
“Makanya sekali-kali pacaran ama buku, jangan ama Kyuhyun terus,” bela Hyomin.
“Jangan taruh sesuatu di atas kepalanya. Bisa memperlambat masa pertumbuhannya. Kasian kan kalau liat dia abadi menjadi sosok cebol,” ejek Jiyeon.
Bukkkkk.
Pukulan hangat berhasil mengenai pundak Jiyeon.
Cheeeeeessss.
Jiyeon berhasil membalas pukulan Boram dengan mencubit lengannya. Tak mau kalah Boram menarik rambut Jiyeon. Dengan sekuat tenaga Jiyeon menarik rambut Boram dengan kasar. Tangan mereka masih saling tarik menarik rambut.
“Yaaaaaa! Jangan tarik rambutnya Boram nanti tambah botak,” ucapan Q-ri memang ampuh. Terbukti mereka langsung melepas tangannya.
“Kalian ini kalau ketemu selalu berantem, tapi kalau ga ketemu pasti saling kangen,” kata bijak itu terlontar dari mulut Hwayoung.
Jiyeon dan Boram hanya bisa melet *bocah nakal* “Hahahaha jincha???” tawa Jiyeon nyengir.
Jiyeon kalau ketawa hidungnya megap-megap ya,” kata Q-ri pedas
Jiyeon mengangkat bibir atasnya hingga mencapai 5 senti. Tak mau kalah Jiyeon membela dirinya.
“Kau juga, tombol on off-mu pasti kembang kempis saat mengeluarkan kata-kata pedas,” ujar Jiyeon sambil memencet tai lalat yang terketak di ujung hidungnya Q-ri.
Mereka kembali tertawa. . .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar