Title : Run Devil T-ara
Genre : Comedy, Friendship
Type : One Shoot
Air Time :
Mei 2012
Cast : Park
Ji Yeon
Hyomin
Boram
Hwayoung
Q-ri
Eunjung
Sooyeon
Ext : Choi
Kyuhyun
Jiyeon terlihat asyik gonta ganti channel saluran tv.
Semua channel seakan serempak menayangkan adegan sepasang remaja yang
sedang menjalin hubungan cinta. Jiyeon hanya menggumam dalam hati, menyesali nasib dirinya yang
sampai saat ini masih menyandang
prestasi sebagai jomblowers terlama. Sekarang ia bisa bernafas lega dan sedikit demi sedikit predikat
yang menancap didirinya mulai terkikis karena semua member yang ada di Dorm
T-ara memiliki predikat sama-sama jomblo. Kecuali Boram yang ehemm ehemm baru jadian dengan evil
smile Kyuhyun.
“Kyaaa semua adegannya
menyebalkan,” ujar Jiyeon seraya membanting remot tv.
“Jadi pengen punya
pacar,” gerutu Q-ri yang sedang menikmati masa kejombloannya 1 bulan ini.
“Malam minggu yang
menyedihkan,” sahut Hwayoung namun tetap dalam posisi tersenyum memperlihatkan gigi putihnya
yang merata.
“Hahaha orang-orang
yang lagi haus cinta. Menyedihkan sekali,” tawa Boram melihat nasib teman-temannya. Dia baru pulang setelah
malming dengan si evil smile. 3 bulan terakhir ini mereka melakukan blind date.
“Iyaa deh yang
habis kencan, terus aja nempel biar ngalahin lem alteko,” ketus Q-ri.
“Boram makananku sudah datang, asyik,” ujar Sooyeon menghampiri Boram sambil menggaruk-garuk rambutnya yang sebenarnya tidak
gatal. Membuat rambut ikalnya menyebar ke penjuru wajahnya. Seluruh member T-ara telah sepakat menyebut Sooyeon sebagai antena makanan. Hasil riset mengatakan bahwa di
mana ada makanan di situ ada Sooyeon.
“Ya! Ya! Ya! Antena
makanan bisa gak kau tidak menggaruk kepalamu. Emang ada berapa kilo kutu yang
menari-nari di kepalamu. Dan satu lagi gara-gara kau garuk kepala, membuat
seluruh mukamu tertutupi oleh rambutmu. Apa kau tak sadar dengan ulahmu yang
menyerupai kuntilanak,” ungkap Jiyeon panjang lebar.
Alis sebelah kiri Sooyeon terangkat. “This is my own way,” tak memperdulikan ucapan Jiyeon.
“Kata-kata
pamungkas Sooyeon
keluar,” saut Hyomin
datang.
“Boram. . . buku pesananku sudah ada?” memeriksa barang bawaan Boram.
“Hyomin kita tu jaraknya cuma beberapa meter tapi kenapa kamu
selalu berbicara seakan-akan kita jaraknya 2 kilo,” timpal Hwayoung melihat kedatangannya Hyomin.
“Oh ya ini dia,”
ujar Boram seraya menyerahkan buku pesanan Hyomin.
“Oh ya mana
pesananku, seperti biasa Kimchi-nya Menyeongdong Gyeoja,” ujar Sooyeon saat menyadari pesanannya.
“Kimchi
lagi, Kimchi lagi,” timpal Q-ri heran melihat Sooyeon yang setia setiap saat membeli makanan di rumah
makan Myeongdong Gyeoja.
“Soalnya kalau di
tempat lain itu tidak ada yang bermonokotil,”
“Aishhh antena
makanan memang banyak vocab, oh ya Boram eonnie mana pesananku. Majalah Jang Geun Suk terbaru,” tanya jiyeon menyikut lengan Boram.
“Selalu aja beli
tai kucing busuk itu,” Jiyeon hanya tersenyum pekat mendengar ejekan pedas Q-ri.
“Boram
chingu, kau tak lupa pesananku kan?”
“Oh ya, nih lulur
beserta maskernya,” menyodorkan kedua benda itu ke tangan Q-ri.
“Hey kalian semua
titip ke Boram eonnie?” heran Hwayong. Jiyeon, Q-ri, Soyeon, Hyomin mengangguk polos. “Kalian tega, ini benar-benar keterlaluan. Tau gitu kan
aku juga nitip lamyeon,” manyun Hwayoung.
Melipat kedua
tangan di atas perutnya. Kini giliran Boram, yang protes. Ia berniat untuk menjitak jidat
Hwayoung namun tubuh Hwayoung yang kelewat jangkung membuat Ia tak bisa menggapainya.
“Dasar pendek,”
ejek Jiyeon.
“Liat ada Eunjung baru datang,” koor Hwayoung mengundang beberapa pasang mata mengarah pada Eunjung yang sedang memasuki kamarnya.
“Hey kayaknya ada
sesuatu yang kita lupakan,” ujar Hyomin mengagetkan teman-temannya.
“Hyomin sudah kubilang volume suaramu itu dikecilkan, sedikittt saja, gendang telingaku lama-lama pecah kalau deket kamu terus,” nasehat Hwayoung.
“Hahh iya besok kan
ulang tahun Eunjung,”
terka Sooyeon.
“Hahh iya iya,”
serempak keluar dari mulut mereka.
“Lalu bagaimana
kita memberikan dia surprise?” tanya Q-ri.
“Mola.. otakku lagi beku,” sahut Jiyeon.
“Aku punya ide,” kata-kata itu keluar dari mulut Hyomin.
Sontak membuat teman-temannya
penasaran.
“Ultah Eunjung kan bulan April, maka. . .” Hyomin menggantungkan kalimatnya.
“. . . . .” Hyomin terdiam sejenak.
“Maka apa,” tanya Boram tak sabaran.
“Maka. . .” Wajah Hyomin terlihat bingung.
“Maka apa?” yang
lain masih menunggu jawaban Hyomin.
“Maka, sekarang
enaknya tidur?”
Jiahhh spontan
seluruh teman-temannya tak kuat menopang tubuhnya.
“Kukira kau cerdas Min, bukannya kau selalu berkutat dengan buku-bukumu, masa
satu ide pun tak terlintas di benakmu” heran Jiyeon.
Hyomin
memperbaiki kaca mata tebalnya.
“Ahh aku tahu,”
seru Hyomin.
“Apa??”
semuanya mendekat
ke arah Hyomin. Hyomin membisikkan mereka tentang ide gilanya. Setelah asyik berbisik
kemudian Hyomin
berkata,
“Eunjung you better run run run because DEVIL is coming,” teriak Hyomin.
Plok plok plok.
Suara tepuk tangan untuk Hyomin.
Hal
pertama yang harus dilakukan adalah mencuri ID Card Eunjung. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan bonus dari bungeoppang.
Alasannya,
kalau ada yang berulang tahun pada hari itu juga, maka beli satu, bonus satu dengan menyerahkan bukti
pengenal. Itulah tradisi yang dilakukan oleh Dorm T-ara. Setiap kali ada yang berulang tahun. Mereka akan
mencuri tanda pengenal dan setelahnya memberikan 2 kotak bungeoppang
sebagai kue ulang tahunnya. Apa salahnya memanfaatkan peluang emas. “Boram mumpung motornya Kyuhyun ada, kamu aja ya yang beli bungeoppang-nya,” pinta Eunjung. “Siap, selama namja chingu berada di sampingku akan kulakukan,” semangat menyala
membayangkan dirinya bisa bemesraan dengan Kyuhyun.
“Welehh pikirannya
sudah macam-macam, maksud kami gini. Kamu pinjam motornya si evil
smile terus kamu perginya bareng aku,” ucapan Jiyeon mengubah raut muka Boram yang awalnya semangat menjadi kecut.
Boram menunduk sembari bekata, “Baiklah”
“Oya besok sekalian
ya Boram, nyuri ID Card Eunjung,” timpal Sooyeon.
*****
Boram mengintip-ngintip dari luar jendela Eunjung, setelah melihat Eunjung mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Boram segera menyusup kamar Eunjung secara diam-diam. Dicarinya tempat penyimpanan
ID
Card Eunjung. Di kasur tidak ada, di laci tidak ada juga, dengan
bacaan do’a berkali-kali, Boram memberanikan dirinya mengambil dompet dari tas Eunjung. Dengan sigap Boram kemudian mengambil ID Card
Eunjung. Tanpa pikir
panjang Boram segera berlari dan…
Brukkkk .
Boram
terpeleset. Membuat
Eunjung keluar dari kamar mandinya. Ia keluar dengan mata perih akibat busa samphoo yang masih
menempel di matanya.
“Boram, apa yang kamu lakukan,” kaget Eunjung.
“Hehee, aku cuma
mau numpang online lewat
PC-mu,” jawab Boram asal.
Boram
melirik ID Card yang masih tergeletak di lantai karena takut Eunjung akan curiga. Ia segera berpindah posisi dan menduduki ID
Card Eunjung. Boram tak bisa mengontrol rasa kegugupannya mengakibatkan Ia
kentut berulang kali.*Jiahhh ID Card dikentutin Boram* “Lain kali hati-hati soalnya lantainya, baru habis dipel.
Ya sudah aku lanjutin mandiku ya,” Eunjung kembali menuju kamar mandi.
Boram bisa bernafas lega, Ia kemudian keluar dari kamar Eunjung dengan langkah yang amat teramat pelan.
*****
Jiyeon si ratu pemanjat dengan cekatan memanjat jendela Eunjung.
“Jiyeon ingat harga saos mahal, jangan tabur terlalu banyak,”
peringat Sooyeon.
Ia tak rela sausnya
dijadikan sebagai bahan mainan. Namun Ia menyerah karena takut badannya akan
terkena pukulan
dari tangan perkasanya Jiyeon.
“Berisik, terima
jadi aja,” sergah Jiyeon Enteng.
Jiyeon
menaburi saus ke lantai Eunjung dengan mengukir kata
“We Love
Eunjung”.
Ukiran itu pun
berhasil menjamah seluruh lantai kamar Eunjung. Aksi kedua adalah menaruh tikus buatan di sela-sela
pintu masuk kamar Eunjung. Dengan posisi ekor terlentang di bagian luar pintu. Jiyeon,
Hyomin, Hwayoung, Q-ri, Sooyeon,
berkumpul di kamar Jiyeon & Hyomin sembari menunggu Eunjung pulang dari Dorm. Dengan badan yang cukup membuat pegal, akhirnya Eunjung pulang.
“Hey
Eunjung eonnie baru pulang,” sapa
Hwayoung sekedar basa-basi.
“Hehee iya,
annyeong haseyo” jawab Eunjung kemudian memasuki kamarnya.
Dengan sigap mereka
sudah memasang kapas di masing-masing kupingnya. Mereka tahu bahwa suara
teriakan Eunjung
bisa menghantam seluruh penghuni asrama.
AAAAAA…………..
Teriakan itu tak
mempan di telinga mereka karena telah tertutupi kapas.
Jeglekkkkk.
Eunjung
memberanikan dirinya membuka pintu kamar.
AAAAAA…………..
Dia teriak kembali
dan meloncat ke kasur empuknya. Ia perhatikan tikus di depannya tak bereaksi
sama sekali. Eunjung menelan
ludahnya yang terasa pahit saat menyadari bahwa benda itu adalah tikus
bohongan. Eunjung
menoleh ke lantai kamarnya.
AAAAAA………….
“Apa yang kalian
lakukan?” emosi Eunjung terpancing.
“April Mop,” koor Jiyeon diikuti oleh teman-temannya.
“Eunjung, Saranghe,” ujar mereka serentak kemudian mereka
bikin sign love di atas kepala pake dua tangan.
Wajah Eunjung merah merona melihat kejahilan temannya, raut mukanya
terlihat kecewa. “Huhh kukira mereka mau memberikan surprise buat ulang tahunku.
Mereka jahat sekali. Atau apa aku yang kepedean?” omel Eunjung dalam hati.
Tak tahan melihat
raut muka Eunjung, Jiyeon dkk memutuskan untuk kembali ke
pengungsian semula.
“Apa kita mau
rayain sekarang,” tanya Q-ri ragu.
“Yaiyalah, kalau
kemaleman mataku gak bisa melek,” timpal Hyomin.
“Huhhh dasar ratu
bantal,” sahut Hwayoung.
“Iyaa aku juga gak
bisa kalau lama-lama, perutku tak bisa kompromi ni. Kalau gak cepet-cepet lahap
tu kue,” ujar Sooyeon
memegang perutnya yang selalu kroncongan.
“Dasar antena
makanan, disitu ada makanan disitu ada Sooyeon, hahaha,” ejek Jiyeon.
“Ya udahlah sekarang aja, dari pada nunggu-nunggu
kelamaan,” timpal Q-ri.
“Oke kalau begitu,”
Boram mengeluarkan dua kotak bungeoppang dari
plastiknya.
Terdengar suara
langkah kaki mendekati kamar tempat mereka berkumpul. Jiaaaaaa baru kali ini
mereka ketakutan melihat sosok Eunjung di ambang pintu. Boram kembali meraih kotak bungeoppang dan menyembunyikannya di belakang. Hwayoung melihat adengan yang dilakukan Boram. Kini bungeoppang itu tepat di belakang pantat Boram. Hwayoung tahu tentang sifat asli Boram yang suka kentut. Jika ia kentut pada saat membelakangi bungeoppang
tentunya akan membuat aroma kentut itu menjamah seluruh bungeoppang.
Kemudian bungeoppang itu akan masuk ke rongganya dan otomatis semua orang akan memakan aroma kentut Boram.
“Oh andwe..,” gumam Hwayoung.
“Jiyeon pinjam hardisk-mu,” pinta Eunjung.
“Tu ambil aja di
atas meja,” menunjuk ke arah meja.
Eunjung
merasa kehadirannya
tak diinginkan,
makanya ia memutuskan untuk cepat-cepat keluar dari ruangan itu. Tunggu
dulu. . . sepertinya Eunjung mencium aroma makanan yang mampu mencumbu kedua lubang
hidungnya.
“Apakah mungkin
mereka tak mau membagikan makanan itu kepadaku,” batin Eunjung kesal. “gomawo,” kata Eunjung.
Jiyeon
hanya mengangguk pelan. Eunjung keluar dari ruangan itu disambut dengan nafas lega dari
teman-temannya.
“Hampir saja misi
kita gagal,” sergah Sooyeon.
“Ya! Ya! Ya! Cepat
keluarkan bungeoppang-nya.”
Boram
kembali membuka kedua kotak tersebut, ditancapnya lilin merah dengan angka 23.
“Heyy koreknya tidak ada, ada yang punya korek ngga?”
tanya Boram kepada teman-temannya.
Mereka hanya
menggeleng. “Apa pinjem Eunjung aja yah,” seru Jiyeon tiba-tiba.
“Heyy ide gila,”
timpal Hyomin.
“Dari pada gak ada,
yawdah Jiyeon kamu aja ya, yang pinjem koreknya Eunjung”
“Baiklah,”
dengan beberapa dekapan mata Jiyeon telah meraih gagang pintu kamar Eunjung. Jiahhh Jiyeon terpengkal-pingkal melihat tingkah laku Eunjung. Bukannya marah ditaruhin saus di lantainya, malah
poto-poto dengan ukiran kata yang telah Jiyeon buat. Eunjung asyik berpose dengan mengembungkan kedua pipinya kemudian membentuk tanda V dengan kedua jarinya.
“Benar-benar
manusia aneh,” pekik Jiyeon dalam hati.
“Eunjung, pinjem korek dong,”
“Oh ya ambil aja di
dapur,” jawab Eunjung.
Setelah mengambil
korek dari dapur.
“Gomawo
eonnie,” ujar Jiyeon kemudian melesat keluar kamar Eunjung.
“Nih koreknya,”
seraya menunjukkan benda yang dicari.
Setelah lilinnya
nyala tinggal pisau yang belum ada. Tak ada satu
pun mahluk yang mempunyai pisau.
“Kurasa piasuku di
pinjam Eunjung, biasakan kalau Eunjung minjem jarang dibalikin,” seru Hyomin.
“Oke kalau gitu aku
akan mengambilnya,” ujar Jiyeon bergegas ke kamar Eunjung.
“Eunjung,
pinjem pisau dong,” pinta Jiyeon.
“Hahh emang kamu
mau bunuh siapa?” tanya Eunjung polos.
“Emang enak
saja, kebanyakan nonton film sihh.
Gak aku cuma mau potong ku. . .” Jiyeon membekam mulutnya *oOpss hampir saja ketahuan*
“Cuma mau potong
cabe
Eon,” melanjutkan kalimatnya.
Ia segera meraih
pisau yang terletak di atas meja.
“Jeongmal
gomawo,” ujar Jiyeon dengan membungkukkan badan 300.
“Mantap,” seru Hyomin
saat melihat persiapannya sudah komplit.
“Trus nyerahinnya
kayak gimana, masak mau asal nyodor kuenya,” tanya Q-ri.
“Biasanya kalau
bikin surprise party di saat sang korban sedang tertidur,” timpal Sooyeon.
“Haha I got your point,” ujar Jiyeon
seakan tahu pemecahan masalahnya.
Ia kemudian melesat
menuju kamar Eunjung.
“Ada apa lagi sih,”
tanya Eunjung heran.
Dengan
volume yang agak ditinggikan Jiyeon berkata, “Eunjung kamu pura-pura tidur ya, aku akan mematikan lampu
kamarmu,” dengah wajah saaangat innocent.
Hwayoung, Boram, dan lainnya hanya bisa menggaruk-garuk kepala. Mereka
kira Jiyeon
memiliki ide yang lebih kreatif, ternyata hanya menghancurkan.
Eunjung yang mencerna ucapan Jiyeon, tersenyum puas saat menyadari sesuatu. Ia kemudian
mengangguk. Dengan dipimpin oleh pasukan Hwayoung mereka masuk ke kamar Eunjung dengan membawa dua kotak bungeoppang
“Aku sudah tidur,”
teriak Eunjung dari balik kamarnya.
Seakan tahu apa
yang sudah dipikirkan.
Pletakkk.
Jiyeon
hanya tersenyum simpul menerima jitakan dari Hyomin. Dengan serentak, tanpa ragu, tetap maju, tak gentar,
mereka meneriakkan lagu.
“Sangeil
chukahamnida Eunjung 3x,”
Dengan
lampu yang kembali menyala. Mereka pun terlihat asyik memakan bungeoppang
itu. Wajah Eunjung
terlihat puas menerima kejutan dari teman-temannya. Dia terus tersenyum membuat
matanya tak
kelihatan. Q-ri menyerahkan kotak kecil dibalut dengan kertas berwarna
ungu.
“Eunjung ini hadiah untukmu special dari T-ara,” ujar Q-ri menyerahkan benda itu. “Gamsahamnida,” senyum kembali terukir dari wajah Eunjung.
Dan kali ini
senyumnya tambah lebar.
“Tahu gak Eunjung, gara-gara ngumpulin duit buat beli kado ini.
Aku jadinya hanya membeli majalah Jang Geun Suk. Padahal rencananya
juga mau beli majalah Shinee, SNSD……” kalimat Jiyeon terputus diakibatkan karena Hwayoung menyumpal mulutnya
dengan beberapa potongan bungeoppang.
“Kalau menyebut hal
itu. Takutnya nanti terkesan gak ikhlas,” nasehat Hwayoung.
Boram
melirik Hyomin yang kembali berkutat dengan bacaannya.
“Hey, dalam situasi
seperti ini. Kamu masih sempat-sempatnya baca buku,” protes Boram.
Bukkkkk.
Hyomin
menjatuhkan bukunya tepat di kepala Boram.
“Makanya
sekali-kali pacaran ama buku, jangan ama Kyuhyun terus,” bela Hyomin.
“Jangan taruh
sesuatu di atas kepalanya. Bisa memperlambat masa pertumbuhannya. Kasian kan
kalau liat dia abadi menjadi sosok cebol,” ejek Jiyeon.
Bukkkkk.
Pukulan hangat
berhasil mengenai pundak Jiyeon.
Cheeeeeessss.
Jiyeon
berhasil membalas pukulan Boram dengan mencubit lengannya. Tak mau kalah Boram menarik rambut Jiyeon. Dengan sekuat tenaga Jiyeon menarik rambut Boram dengan kasar. Tangan mereka masih saling tarik menarik
rambut.
“Yaaaaaa! Jangan
tarik rambutnya Boram nanti tambah botak,” ucapan Q-ri memang ampuh. Terbukti mereka langsung melepas
tangannya.
“Kalian ini kalau
ketemu selalu berantem, tapi kalau ga ketemu pasti saling kangen,” kata bijak itu
terlontar dari mulut Hwayoung.
Jiyeon
dan Boram hanya bisa melet *bocah nakal*
“Hahahaha jincha???” tawa Jiyeon nyengir.
“Jiyeon kalau ketawa hidungnya megap-megap ya,” kata Q-ri pedas
Jiyeon
mengangkat bibir atasnya hingga mencapai 5 senti. Tak mau kalah Jiyeon membela dirinya.
“Kau juga, tombol
on off-mu pasti kembang kempis saat mengeluarkan kata-kata pedas,” ujar Jiyeon sambil memencet tai lalat yang terketak di ujung hidungnya Q-ri.
Mereka kembali
tertawa. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar